Sindiran Menohok Mbah Tejo Soal Kebijakan Anak Nakal Ala Pramono, Cara Atasi Beda dari Dedi Mulyadi

SEJUK.CO.ID - Seniman dan budayawan kenamaan Sudjiwo Tejo memberikan sindiran menohok kepada kebijakan terbaru yang dibuat Gubernur Jakarta Pramono Anung soal anak nakal</p>
Pemprov DKI Jakarta sempat menyinggung kebijakan anak nakal yang bakal disalurkan ke arah yang positif.
Pramono memilih tak mengikuti cara Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang mengirim anak nakal ke barak militer.

Pemprov DKI Jakarta lebih memilih menggunakan cara lain dengan mengadakan kegiatan positif berkreasi di tempat yang seharusnya, termasuk perpustakaan.
Kebijakan tersebut langsung menarik perhatian Sudjiwo Tejo.
Sosok yang akrab disapa Mbah Tejo itu memberikan komentar sindiran kata-kata sarkasme menanggapi kebijakan yang bakal diterapkan Pramono di Jakarta.
Dikutip dari unggahan Instagram pribadinya @president_jancukers, Mbah Tejo menyinggung soal pengendalian anak nakal.
Dia menyarankan anak nakal lebih baik dikirim ke seniman.
“Negeri #Jancukers pilih kirim anak nakal ke para seniman/wati agar kenakalan mereka jadi netral. Sebab tidak ada orang seni yang tidak anak nakal, kecuali keseniannya palsu,” tulis Sujiwo Tejo dalam unggahan di Instagram pribadinya @president_jancukers, dikutip Senin (19/5/2025).
Menurut Sudjiwo Tejo, kreativitas dan kenakalan kerap berjalan seiring.
Ia melihat bahwa mengirim anak nakal ke perpustakaan tidak akan mengubah sifat dasar mereka.
Anak-anak lebih didorong diajarkan seni sebagai medium penyaluran ekspresi kenakalan mereka.

Sementara itu, Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik Cyril Raoul Hakim atau Chico Hakim menyebut, Pemprov DKI Jakarta menyebut pihaknya mempunyai cara sendiri dalam menanggulangi anak nakal
Cara Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang memasukan anak nakal ke barak militer pun tak akan diterapkan di Jakarta
“Enggak ada (kebijakan soal barak militer). Jakarta mempunyai kebijakan tersendiri terkait dengan menertibkan warga, mendidik anak-anaknya dan membina warganya,” ucapnya, Selasa (12/5/2025).
Dibandingkan memasukan anak nakal ke barak militer, Chico menyebut, Pemprov DKI Jakarta lebih memilih menggunakan cara lain, salah satunya dengan mengadakan kegiatan-kegiatan positif.
Sehingga para anak muda di Jakarta tak punya waktu lagi untuk melakukan kegiatan negatif seperti tawuran.
“Taman dibuka sampai malam, artinya membuka ruang bagi anak-anak untuk berkreasi di tempat yang seharusnya, termasuk perpustakaan,” ujarnya.
Tak cuma melakukan pendekatan yang humanis, Chico juga mengeklaim Pemprov DKI bakal tegas dalam menindak pelaku tawuran.
Operasi gabungan dengan melibatkan unsur TNI/Polri pun terus digencarkan di daerah-daerah rawan.
“Jadi artinya memang selalu ada koordinasi terkait operasi yang dilakukan dan memang tidak ada tempat untuk kekerasan di Kota Jakarta dan sampai hari ini (operasi penertiban) masih terus dilakukan,” tuturnya.

Bahkan, saat ini Chico menyebut sudah ada beberapa pelaku tawuran yang ditangkap dan diproses hukum.
Hanya saja, Chico tak merinci berapa jumlah pelaku tawuran yang sudah diserahkan kepada aparat kepolisian itu.
“Harapan kami tentu apa yang menjadi operasi ini bukan hanya menangkap ayau memproses hukum, tapi juga memberikan efek jera dan efek takur atau shock therapy,” tuturnya.
“Sehingga kegiatan-kegiatan yang ilegal dan khususnya berbentuk kekerasan itu bisa dicegah,” sambungnya.
(RH99)