Prihatin Perang Kamboja Vs Thailand, SBY Desak ASEAN Ambil Peran

JAKARTA – Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) prihatin atas terjadinya perang Kamboja versus Thailand .
Perang ini merupakan kemunduran bagi sejarah panjang kerja sama ASEAN yang nyaris enam dekade menjadi model stabilitas kawasan.
“Terhadap pecahnya konflik bersenjata di sepanjang perbatasan Kamboja dan Thailand, secara pribadi saya sangat bersedih.
Terus terang ini sebuah set back dari kisah sukses ASEAN sebagai model kerja sama regional yang telah berlangsung hampir 60 tahun,” ujar SBY dalam cuitan di akun Twitter atau X-nya yang dilihat Minggu (27/7/2025).
“Terjadinya eksodus penduduk di perbatasan kedua negara tersebut, dalam jumlah yang besar, tentu bukan pemandangan yang indah bagi ASEAN, bagi kita semua,” sambungnya. SBY menilai jalan perdamaian antarkedua negara sangat mungkin dilakukan.
Dia meminta ASEAN tak cuma bertindak, tapi juga bergerak cepat untuk mendamaikan kedua negara tersebu
“ASEAN sebagai rumah bersama, termasuk di dalamnya Kamboja dan Thailand masih memiliki sumber daya politik untuk mendorong pengakhiran konflik kedua negara tersebut.
Kita semua menunggu langkah cepat dan tepat ASEAN, termasuk kepemimpinan yang efektif,” ungkap SBY.
Dia juga menyinggung konflik Thailand dan Kamboja yang sebelumnya pernah terjadi. Dia mengenang pengalamannya sebagai mediator bagi dua negara itu pada tahun 2011.
🔴LIVE Update Perang Thailand vs Kamboja | Sindo Today | 26/07 |
“Alhamdulillah dalam pertemuan segitiga di Jakarta, antara saya dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dan Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva (didampingi Menteri Luar Negeri masing-masing), membuahkan kesepakatan untuk sebuah peace settlement yang terjaga selama 14 tahun,” katanya. Karena itu, dia optimistis kemungkinan damai sebagai solusi untuk kedua pihak yang berperang.
“Artinya, saya tetap memiliki optimisme, konflik ini insyaallah bisa dicarikan solusinya secara damai, sesuai dengan jiwa dan semangat ASEAN Charter 2007,” ujar SBY. (RH99)